Tips Agar Anak Tidak Menjadi Pembully
Bullying adalah perilaku dari satu orang atau lebih yang menyakiti orang dengan cara tindakan fisik atau verbal. Sebagai orang tua tentunya akan menjadi sedih jika korban atau pelaku bullying adalah anak sendiri. Pastinya orang tua ingin menjauhkan si kecil dari sifat membully, orang tua pasti tidak ingin anaknya menyakiti orang lain
Berikut adalah tips agar anak tidak menjadi pembully
1. Ajari anak bahwa tindakan tersebut sangatlah buruk, beri ajaran kepada si kecil bahwa membully akan di pandang buruk oleh sesama temannya maupun guru sekolah. Beritahu kepada si kecil bahwa jika membully akan membawa dampak yang negatif, tidak hanya kepada korban tetapi dampak itu akan terkena juga kepada pembully. Contoh dampak negatif yang akan dialami oleh pembully adalah tidak memiliki teman yang tulus,akan diskors, bahkan parahnya dapat dikeluarkan dari sekolah.
2. Mengembangkan empati, setiap orang tua dapat mengembangkan empati anak sehingga anak dapat menempatkan posisi menjadi orang lain. Jika anak mampu memahami dan menempatkan diri menjadi orang lain, tentu anak tidak akan menyakiti orang lain. Contoh tindakan yang mengembangkan empati adalah mengajak anak untuk mengunjungi panti asuhan atau menyumbangkan dana untuk korban bencana alam.
3. Menjadi teladan atau contoh untuk anak, semua orang tua pasti setuju bahwa anak adalah cerminan dari kedua orang tuanya. Perilaku,sifat, dan karakter yang dilakukan di rumah oleh orang tua pasti akan ditiru oleh anak. Jika anak meniru teladannya, akan lebih baik jika orang tua memberi contoh yang baik. Contohnya adalah dalam menghadapi suatu masalah jangan dengan amarah atau kekerasan, dan belajar untuk sabar. Jika anak juga melakukan kesalahan, orang tua jangan memberi kekerasan fisik atau kata-kata yang menyakitkan agar anak tidak menirunya.
4. Konsultasi dengan psikolog atau dokter anak, jika orang tua masih bingung dalam menghadapi anak, alangkah baiknya jika orang tua berkonsultasi guna mendapatkan saran dalam menghadapi anak. Seperti mengelola emosi anak, menghadapi anak yang kurang sabar, perasaan yang mudah sakit hati, dan sebagainya.