Olahraga Minim Risiko untuk Remaja saat Pandemi
Ada satu hal yang mungkin mengganggu benak sebagian besar orang tua saat kegiatan sekolah terpaksa berpindah ke rumah karena pandemi yang sedang terjadi saat ini. Hal tersebut adalah makin berkurangnya atau sedikitnya remaja untuk memiliki waktu dalam berolahraga. Dengan semakin meningkatnya penggunaan alat komunikasi atau kerap disebut gadget untuk keperluan pembelajaran secara online, remaja kini lebih banyak memakai waktunya untuk merebahkan diri. Hal ini biasa dikenal dengan sebutan “kaum rebahan”. Bukan hanya sekedar bahan lelucon, istilah “kaum rebahan” muncul dikarenakan generasi muda saat ini daya juangnya terlihat lebih rendah. Hal ini terjadi dikarenakan keadaan kini serba mudah dilakukan dengan adanya teknologi. Tidak seperti di tahun dimana teknologi masih terbatas untuk dapat diakses, teknologi kini dapat jauh lebih mudah untuk diakses.

Selain istilah “kaum rebahan”, ada istilah lain yang juga memiliki arti yang sama. Istilah tersebut merupakan “mager” (malas gerak), hal ini juga sering jadi alasan remaja untuk tidak melakukan sesuatu. Mengetahui hal ini, tentunya sebagai orang tua ataupun wali dari anak remaja pastinya tidak ingin istilah-istilah tersebut terjadi pada mereka. Oleh sebab itu, apapun kondisi tempat tinggal hingga suasana di rumah, memotivasi remaja anda untuk rutin berolahraga sangatlah perlu diperhatikan. Olahraga untuk remaja memiliki banyak manfaat, mulai dari mencegah obesitas, memperbaiki mood, serta melatih kerjasama dan sportivitas pada olahraga kelompok. Bagi remaja putri, olahraga mampu mencegah kelainan pola makan dan dapat membentuk konsep diri positif. Olahraga untuk remaja laki-laki dapat mengisi waktu luang yang dimana dapat diketahui aktivitas mereka lebih banyak.
Macam-macam olahraga di masa pandemi yang dapat dilakukan oleh remaja dengan minim risiko beberapa contohnya adalah jalan pagi/jogging, lompat tali/skipping, bersepeda, menari/dance, ataupun olahraga tim yang dapat dilakukan sendiri seperti sepak bola ataupun basket. Selain macam-macam olahraga di masa pandemi yang telah diketahui, dalam memotivasi remaja untuk berolahraga, pastikan anda sebagai orang tua ataupun wali anak juga turut aktif melakukan olahraga. Orang tua adalah contoh terbaik bagi anaknya, apalagi remaja sudah bisa berpikir kritis ketika melihat orang tuanya hanya menyuruh tanpa ikut melakukan. Dari 24 jam dalam sehari, 15-30 menit saja tentu tidak akan menyita waktu. Jika dalam olahraga yang dilakukan terasa berat, dapat diingatkan kepada remaja bahwa kesehatan adalah hal yang berharga saat ini.